Peran System Operasi Dalam Era Globalisasi
Globalisasi didefinisikan sebagai semua proses
yang merujuk kepada penyatuan seluruh
warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global, pada kenyataannya
globalisasi semu, karena nilai-nilai ekonomi, sosial, dan budaya didominasi
nilai-nilai yang sebenarnya asing bagi masyarakat dunia.
Seiring
dengan berkembangnya zaman, era
globalisasi mempengaruhi kehidupan manusia di segala bidang. Seperti
bidang pendidikan, lingkungan sosial, bidang ekonomi, bidang teknologi yang
canggih serta bidang politik. Saah satu
perubahan lingkungan yang sangat mempengaruhi de era globalisasi adalah dengan
muncul nya teknologi yang sangat canggih.Dengan kehadiran teknologi ini kegiatan
manusia pun semakin meningkat.
Kata
sistem operasi tidak begitu asing lagi dikalangan masyarakat. Dapat kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari baik
misal : desa, kota, propinsi, pulau, negara, at canggih.benua, malah sampai
mendunia. Tidak seperti abad ke-14 hanya
sebagian dari negara-negara tertentu
saja yang sudah mengenal pengertian system operasdiai.
Kalau
dipisah syetem oprasi terdiri atas kata “System” dan “Oprasi”. Kata system
adalah terdiri dari suatu kompenen- komponen yang saling bekerja sama satu
dengan yang lain yang membentuk satu kesatuan yang utuh, yang tidak dpat
dipisahkan, saling saling melengkapi antara yang satu dengan yang lain,
berjalan secara terus-menerus. Sedangkan operasi adalah seseorang atau manusia yang menjalankannya
sehinggaa dapat bekerja.
Globalisasi sering diterjemahkan “mendunia”.
Suatu entitas, betapapun, dimanapun, kapanpun, dengan cepat menyebar ke seluruh pelosok dunia, baik
berupa ide, gagasan, data , dan
sebagainya, begitu disampaikan, saat itu pula diketahui oleh semua orang di
dunia.
Kekuatan globalisasi menurut analisis para ahli pada umumnya bertumpu
pada 4 kekuatan global, yaitu:
a. Kemajuan iptek terutama dalam bidang informasi dan
inovasi-inovasi baru di dalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia.
b. Perdagangan
bebas yang ditunjang oleh kemajuan iptek.
c. Kerjasama regional dan internasional yang telah menyatukan
kehidupan bersama dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara.
d. Meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi manusia serta
kewajiban manusia di dalam kehidupan bersama, dan sejalan dengan itu semakin meningkatnya kesadaran bersama dalam alam demokrasi.
Kemajuan iptek
yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak
tersendiri bagi dunia pendidikan. Sebagai contoh, berbagai jenjang pendidikan
mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta
membuka program kelas internasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan
pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Inilah yang dimaksud
dengan globalisasi pendidikan.
Dampak Positif
dan Negative Globalisasi Pendidikan
*Dampak positif globalisasi
pendidikan*
a)
Semakin mudahnya akses informasi
b)
Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang professional dan
berstandar Internasional dalam bidang pendidikan
c)
Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing
dengan negara-negara lain.
d)
Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu
bersaing.
e)
Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan karena perkembangan ilmu pengetahuan dalam
pendidikan akan sangat pesat.
* Dampak negative globalisasi pendidikan:
a)
Dunia pendidikan Indonesia bisa
dikuasai oleh para pemilik modal.
b)
Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang berdampak munculnya “tradisi serba instant”.
c)
Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan didalam dunia
pendidikan.
d)
Semakin terkikisnya kebudayaan akibat masuknya budaya dari luar.
e)
Globalisasi mengakibatkan melonggarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh
negara.
Sebagai entitas yang terlibat dalam budaya dan
peradaban, pendidikan di berbagai belahan dunia mengalami perubahan mendasar di
era globalisasi. Ada banyak kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dapat dinikmati oleh umat manusia. Namun sebaliknya, kemajuan ini juga seiring
dengan kesengsaraan manusia dari banyak anak, terutama di era globalisasi.
Pendidikan telah menjadi komoditas yang semakin menarik.
Awal abad ke-21 ditandai dengan berbagai
perubahan mencengangkan. Kenyataan tersebut telah menghadapkan masalah
pendidikan kepada suatu kesadarn kolektif. Sebagai agen perubahan social
pendidikan nilai yang berada dalam atmosfir modernisasi dan globalisasi dewasa
ini dituntut untuk mampu memainkan peranannya secara dinamis dan pro-aktif.
Kehadirannya diharapkan mampu membawa perubahan dan kontribusi baru yang
berarti bagi perbaikan moral manusia, baik pada tataran intelektual teoritis
maupun praktis.
Kondisi dan
Kendala Kontemporer Dunia Pendidikan Indonesia.Berbicara masalah pendidikan di
Indonesia adalah membahas hal yang sangat luas, dinamis, fluktuatif dan
relatif. Oleh karena itu, kita hanya bisa mengatakan bahwa pendidikan di
Indonesia ‘gagal’ secara kategoris. Sebenarnya pendidikan Indonesia telah
banyak menghasilkan tokoh-tokoh nasional dan output yang brilyan dan kompetitif
dari masa ke masa. Kalau digeneralisasi bahwa dunia pendidikan kita sudah
gagal, maka Republik ini sudah lama bubar.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin
murah, tetapi persoalannya siap yang seharusnya
membayarnya?. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya
memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan
pendidikan bbermutu.Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering
terlontar di kalangan masyarakat. Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk
mengenyam pendidikan yang bermutu. Akan tetapi, kenyataan Pemerintah justru
ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat
dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.
Mahalnya biaya
pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat
miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya
pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan
MBS (Manajemen Berbasis sekolah), dimana di Indonesia dimaknai sebagai upaya
untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu komite sekolah yang merupakan organ
MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha.
Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya
untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang
mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat
semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara kaya dan miskin
Hal yang harus
dilakukan pemerintah adalah memanimalisir biaya pendidikan. Agar masyarakat
yang kurang mampu dapat menerima pendidikan misal dengan cara mengadakan
pendidikan gratis, biaya siswa kepada
siswa yang berprestasi dan SSP gratis. Sehingga banyak masyarakat yang
berminat.
Saya,
menghimbau kepada pemerintah agar menggunakan Dana Bos yang di berikan agar di gunakan senbaik-baiknya dan tidak
tidak di gunakan untuk dirinya sendiri. Karena menurut survei yang saya temukan
banyak orang yang mampu (Sukses)
mengaku-ngaku dia kurang mampu. Sehingga hak yang seharusnya di terima
orang kurang mampu berkurang dan gak berkecukapan.
Menurut survei
yang saya temukan di masayarakat banyak di temukan saat pendaftaran masuk SMP atau SMA. Hal ini terjadi karena kurang
tegas pemerintah dalam menyeleksi mana orang-orang mampu dan orang-orang tidak
mampu. Nah, agar saya berpesan agar dana
yang di berikan kepada masyrakat yang benar-benar kurang mampu dan harus
menggunakan seleksi yang sangat ketat.Agar masyarak yang kurang mampu dapat
juga menerima biaya tersebut. Dia dapat menerima pendidikan dengan baik tanpa
adanya beban tambahan.